Laporan praktikum
Fisiologi Hewan Air
Hematokrit Ikan Mas
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air
Disusun oleh
Luciana Indah 230110097021
Arie Bramono 230110097022
Widya Dwi Pertiwi 230110097023
Wanwan Kurniawan 230110097024
Hilman Giri P 230110090
Donny Ferdiansyah 230110090
Perikanan B
Universitas Padjadjaran
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jurusan Perikanan
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan substansi organic bukan protein.
Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan dijelaskan di dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit “ dalam satuan %.
Hesser (1960) menyatakan, bahwa parameter yang berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit adalah hematokrit, yaitu persentase volume eritrosit dalam darah. Nilai hematokrit ikan-ikan teleostei berkisar antara 20-30 % dan untuk beberapa species laut bernilai sekitar 42 % (bond, 1979). Hematokrit dibawah 30 % menunjukan defisiensi eritrosit
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat menghitung hematokrit pada ikan mas
(Ciprinus carpio).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DARAH
Seperti pada hewan Vertebrata berdarah dingin lainnya, slah satu ciri pembeda dari darah ikan adalah adanya inti pada sel darah merah (eritrosit) yang sudah matang. Jenis sel-sel matang lainnya yang biasanya ditemukan dalam periferal darah ikan yang sehat secara normal morfologinya mirip seperti sel-sel darah pada manusia (Yasutake dan Wales, 1983).
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupakan pusat pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir pada sebuah katup kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi pada bagian semipermeabel yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang. Selain itu di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.
Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.
2.2 KOMPISISI DARAH
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel darah dan plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya.
Komposisi terbesar yang terkandung dalam darah adalah air sebagai media yang memfasilitasi sejumlah factor yang tak terdispensasi dalam pembentukan darah. Satu millimeter kubik darah ikan mengandung sekitar 5 juta corpuscle berwarna merah yang disebut leukosit dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang disebut trombosit. Komponen lain adalah garam mineral dan substansi organic terlarut.
Sel darah merah berbentuk seperti piringan membulat, cekung pada dua sisinya dan diameternya mendekati sekitar 1 per 7.500 milimeter. Komponen terpenting dalam sel darah merah kebiruan dan memiliki kemampuan unuk mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut mulai dari insang keseluruh jaringan tubuh dan melepaskan oksigen dalam jaringan pembuluh kapiler. Hemoglobin yang mengikat oksigen atau oksihemoglobin inilah yang menyebabkan eritrosit berwarna merah cerah.
Sel darah putih memiliki dua tipe yaitu granular yang memiliki inti berkeping banyak dan nogranular yang memiliki inti membulat. Leukosit granular terdiri atas netrofil merupakan sel yang bersifat menyerang dan menghancurkan bakteri eosnofil yang merupakan sel yang mampu meningkatkan ketanggapan terhadap timbulnya infeksi dan alergi, dan basofil yang menghasilkan antikoagulan heparin dan substansi histamine.Netrofil merupakan sel darah putih yang relative banyak jumlahnya dibandingkan dengan sel lainnya dan bertambah bila terjadi infeksi.
Leukosit nongranular terdiri atas monosit dan limfosit. Limfosit merupakan sel darah yang memiliki inti relative besar dan sitoplasma kecil. Limfosit jumlahnya terbesar kedua setelah netrofil dan ukurannya kurang lebih sebesar sel darah merah. Bagian sel darah putih yang berhubungan dengan respon kekebalan dan menghasilkan antibody adalah limfosit. Fungsi limfosit dalam system pertahanan tubuh yaitu membentuk anibodi apabila ada protein lain yang masuk kedalam tubuh.
Leukosit mengandung enzim yang dapat merombak protein bakteri dan sisa-sisa sel yang mati. Jika pembentukannya terhambat maka daya tahan tubuh ikan akan menurun. Hambatan ini akan dapat terjadi karena adanya factor lingkungan yang tidak sesuai misalnya suhu, salinitas, kadar oksigen dan sebagainya.
Trombosit merupakan platelet darah yang sangat kecil ukurannya (kira-kira berdiameter sepertiga diameter sel darah merah), tidak memiliki inti dan bentuknya bulat. Trombosit melekat pada dinding pembuluh darah yang terluka dan kemudian menutup daerah yang rusak di dinding vaskuler. Ketika trombosit pecah, agn pengkoagulasi membentuk tromboplastin yang membantu membentuk jarring-jaring sel sebagai upaya pertama dalam proses penyembuhan.
Satu dari sekian kemampuan darah adalah kemampuan untuk menggumpal (terkoagulasi) ketika dikeluarkan dari tubuh. Dalam tubuh, gumpalan terjadi merespon jaringan yang terluka seperti otot teriris, atau terluka. Dalam pembuluh darah, darah tetap dalam kondisi cair, sesaat setelah keluar, darah menjadi kental dan berglatin serta berubah menjadi rekatan seperti agar-agar.
Plasma darah merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Ø Air mencakup 91-92%.
Ø Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin, dan fribinogen.
Ø Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti :
Anion : Cl- , CO32- , HCO3- , SO42- , PO4- , I- .
Kation : Na+ , K+ , Ca2+ , Mg2+ , Fe3+ .
Ø Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen, misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam ammonium, urea, asam urat, dan lain-lain.
Ø Gas terlarut dalam plasma.
Ø Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim, dan anti toksin. Sel darah ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah ± 2 juta mm3 dan memiliki ukuran yang cukup konsisten yaitu umumnya sekitar 12 x 3 mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.
2.3 STRUKTUR DARAH
Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :
Ø Membran sel yang merupakan dinding sel.
Ø Bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma.
Ø Hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma.
2.4 HEMATOKRIT
Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila dikatak
an hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan 60% plasma dan sel darah putih. Nilai normal hematokrit tergantung pada jenis kelamin.
Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu :
- Darah dimasukkan ke dalam tabung Winstrobe yang mempunyai skala, kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama setengah jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi antikoagulan terlebih dahulu.
- Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah. Kecepatan pemutaran adalah 11000 rpm selama 4 menit.
- Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini menggunakan alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel darah merah bersifat menghambat aliran listrik darah yang telah dicampur dengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan diselipkan pada alat baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat dibaca pada galvanometer.
IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Menurut sejarahnya ikan mas berasal dari daratan Cina dan Rusia. Adapun klasifikasi ikan mas menurut Lagler (1997) dalam Ichtyologi adalah :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
Ikan mempunyai bentuk badan yang compressed atau bentuk badan agak memanjang pipih ke samping, mulut (bibir) berada di ujung tengah (terminal), dapat disembulkan, dan lunak (elastis). Mempunyai dua pasang kumis (barbel). Penyebaran ikan mas terutama di daerah tropis dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai berikut :
3.1. Alat
1. Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji
2. Diseccting Kit, untuk mmbedah ikan uji
3. Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis
4. Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar
5. Sentrifuge hematokrit
6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang telah berisi darah segar
7. “Hematocrit reading chart” papan pembaca nilai hematokrit (%)
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas ukuran konsumsi (± 100 g)
3.3 Cara Kerja
Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat bobotnya
- pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita), tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan, hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak dan ikan akan pingsan
- Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat)
- Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah
- Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-hati tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.
- Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler.
- Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan
- Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang bertutup)
- Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm
- Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah (dalam %)
- Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang pada tempat yang semestinya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Berikut ini merupakan data yang kami dapatkan dari hasil percobaan perhitungan hematokrit ikan mas, data seluruh kelompok kelas perikanan B pada tanggal 9 Desember 2010
Kelompok | Bobot ikan | Nilai Hematokrit (%) ikan mas |
1. 1 dan 2 | 54 gram | 10% 20% 9% 14% |
2. 3 dan 4 | 44 gram | 35% 25% 16% |
3. 5 dan 6 | 30 gram | 10%, 5% |
4. 7 dan 8 | 70 gram | 32% 25% |
5. 9 dan 10 | 63 gram | 5% 35% |
6. 11 dan 12 | 80 gram | 0 % |
7. 13 dan 14 | 60 gram | 0 % |
8. 15 dan 16 | 60 gram | 30% |
9. 17 dan 18 | 40 gram | 25% |
10. 19 dan 20 | 63 gram | 35% |
11. 21 dan 22 | 72 gram | 25% |
12. 23 dan 24 | 41 gram | 0% |
13. 25 dan 26 | 64 gram | 0% |
14. 27 | 50 gram | 32% |
Untuk mengetahui nilai hematokrit dalam percobaan ini digunakan dengan menggunakan Sentrifugasi Hematokrit, yang kemudian hasil dari sentrifugasi tersebut dibandingkan dengan nilai pada Hematokrit Reading Chart.
0 komentar:
Posting Komentar