Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Sejarah Perikanan Indonesia

  • Minggu, 18 September 2011
  • Luciana Indah
  • Label:
  • 1.        Sejarah Perikanan Indonesia pada Zaman Kuno
                Perikanan telah menjadi kegiatan ekonomi pada periode sebelum masehi. Di Indonesia, sebelum terjadinya migrasi skala besar pada periode Neolithic (3000 – 2000 SM) , penduduk asli Indonesia yang disebut sebagai Wajak hidup secara primitif dengan cara menangkap ikan  dan berburu (Anonymous, 1996). Selain itu penangkapan ikan hiu juga telah dilakukan ribuan tahun silam oleh penduduk asli Indonesia terutama mereka yang berada di wilayah timur Indonesia. Kemudian pada sekitar ke abad 15 dan ke 16 kelompol etnis yang disebut Bajini, Makassar, Bugis, dan Bajo merintis perdagangan tripang dan trochus untuk diperdagangkan dengan kelompok pedagang asal Cina (Anonymous, 2001). Catatan ini pun bisa disebut awal sebutan dari “nenek moyangku bangsa pelaut”.
    2.        Sejarah Perikanan Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda Hingga Awal Kemerdekaan
    2.1  Masa Penjajahan Belanda
          Pengembangan kelautan di Republik Indonesia ini dimulai pada tahun 1911 dengan dibentuknya Bugerlijk Openbare Werken yang kemudian dalam perjalanannya pada tahun 1931 berubah menjadi Departemen Verkeer en Waterstaat. "Unit kerja"warisan kolonial Belanda inilah yang merupakan cikal bakal pembentukan departemen yang mengelola aspek kelautan di masa sekarang. Pada saat itu unit kerja tersebut mengurusi masyarakat pantai yang menyandarkan kegiatan ekonomi pada bidang kelautan.  Pada saat itu juga telah ditetapkan UU Ordonansi tentang batas laut Hindia Belanda melalui Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939, yang menetapkan bahwa lebar laut wilayah Hindia Belanda ditetapkan pada masing-masing pulau sampai sejauh 3 mil yang diukur dari garis air surut terendah.
          Sementara itu Lembaga yang menangani perikanan semasa pemerintahan kolonial Belanda berada dalam lingkup Departemen van Landbouw, Nijverheid en handel yang kemudian berubah menjadi Departemen van Ekonomische Zaken. Kegiatan-kegiatan perikanan masa itu digolongkan sebagai kegiatan pertanian.  Meskipun demikian, terdapat suatu organisasi khusus yang mengurusi kegiatan perikanan laut di bawah Departemen van Ekonomische Zaken. Organisasi tersebut adalah Onderafdeling Zee Visserij dari Afdeling Cooperatie en Binnenlandsche Handel. Sedangkan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan perikanan laut, maka dibentuklah suatu lembaga penelitian pemerintah kolonial Belanda yang diberi nama Institut voor de Zee Visserij.

    2.2   Masa Penjajahan Belanda
          Pada jaman Jepang diadakan latihan-latihan Pemuda antara lain : latihan Pemuda Pertanian, Latihan Pemuda Perikanan, Latihan Pemuda perikanan atau disebut juga “GYOMIN BOOZYOO” dilaksanakan di Tegal dan Batang, yang diutamakan bagi pemuda-pemuda yang bermukim di daerah pantai di seluruh pulau Jawa. Lama latihan adalah 3 (tiga) bulan dengan materi latihan meliputi dasar-dasar pelayaran dan perikanan. Bagi mereka yang telah selesai mengikuti latihan dikembalikan ke daerahnya masing-masing untuk dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, demikian seterusnya.Selanjutnya pada masa penjajahan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945. Pada masa penjajahan Jepang,  terjadi perluasan lembaga-lembaga perikanan milik pemerintah. Pada masa ini, di daerah-daerah dibentuk jawatan penerangan perikanan yang disebut Suisan Shidozo. Di samping itu, pada masa ini terjadi penyatuan perikanan darat dengan perikanan laut, walaupun tetap dimasukkan dalam kegiatan rumpun pertanian.

    2.3  Masa Awal Kemerdekaan
          Setelah proklamasi kemerdekaan pada kabinet presidensial pertama, pemerintah Republik Indonesia membentuk Departemen Kemakmuran Rakyat dengan menterinya Mr. Syafruddin Prawiranegara. Pada Departemen tersebut di atas, maka dibentuklah Jawatan Perikanan yang mengurusi kegiatan-kegiatan perikanan darat dan perikanan  laut. Semenjak kabinet pertama yang terbentuk pada tanggal 2 September 1945 hingga terbentuknya kabinet parlementer ketiga pada tanggal 3 Juli 1947, Jawatan Perikanan tetap berada di bawah Koordinator Pertanian, di samping Koordinator Perdagangan dan Koordinator Perindustrian dalam Departemen Kemakmuran Rakyat.
    Pada masa Kedaulatan RI sekitar tahun 1949, Departemen Kemakmuran Rakyat kemudian dipecah menjadi dua Departemen, yaitu Departemen Pertanian serta Departemen Perdagangan dan Perindustrian. Pada masa itulah Jawatan Perikanan masuk ke dalam Departemen Pertanian.  Selanjutnya Departemen Pertanian pada tanggal 17 Maret 1951 mengalami perubahan susunan, yakni dengan  adanya penunjukkan 3 koordinator yang menangani urusan Pertanian, Perkebunan dan urusan Kehewanan. Selanjutnya dibawah Koordinator Pertanian, dibentuklah Jawatan Pertanian Rakyat. Jawatan Perikanan yang selanjutnya berkembang menjadi Jawatan Perikanan Laut, Kantor Perikanan Darat, Balai Penyelidikan Perikanan Darat, dan Yayasan Perikanan Laut. Kesemua jawatan tersebut berada di bawah Jawatan Pertanian Rakyat. Struktur ini tidak bertahan lama.
          Pada 9 April 1957, susunan Departemen Pertanian mengalami perubahan lagi dengan dibentuknya Direktorat Perikanan yang mengkoordinasi jawatan-jawatan perikanan. Jatuh bangunnya kabinet semasa pemerintahan parlementer mengakibatkan Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno menganggap bahwa sistem parlementer tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga pada 5 Juli 1957, presiden mengeluarkan dekrit untuk kembali pada UUD 1945.Istilah Departemen pada masa sebelum dekrit tetap sebagai departemen, sedangkan istilah direktorat kembali menjadi jawatan. Pada 1962, terjadi penggabungan Departemen Pertanian dan Departemen Agraria dan istilah direktorat digunakan kembali. Pada masa kabinet presidensial paska dekrit, Direktorat Perikanan telah mengalami perkembangan menjadi beberapa jawatan, yakni Jawatan Perikanan Darat, Perikanan Laut, Lembaga Penelitian Perikanan Laut, Lembaga Penelitian Perikanan Darat, Lembaga Pendidikan Usaha Perikanan dan BPU Perikani.
           Berhubung kondisi politik dan keamanan yang belum stabil waktu itu, mengakibatkan pemerintah merombak kembali susunan kabinet dan terbentuklah Kabinet Dwikora pada tahun 1964. Pada Kabinet Dwikora ini, Departemen Pertanian mengalami dekonstruksi menjadi 5 buah departemen, dimana Departemen Perikanan Darat/Laut berada di bawah Kompartemen Pertanian dan Agraria. Pembentukan Departemen Perikanan Darat/Laut merupakan respon pemerintah terhadap hasil Musyawarah Nelayan I yang menghasilkan rekomendasi perlunya departemen khusus yang menangani pemikiran dan pengurusan usaha meningkatkan pembangunan perikanan. Melalui pembentukan Kabinet Dwikora yang Disempurnakan, Departemen Perikanan Darat/Laut tidak lagi di bawah Kompartemen Pertanian dan Agraria melainkan berada di bawah Kompartemen Maritim. Di bawah Kompartemen baru, departemen tersebut mengalami perubahan nama menjadi Departemen Perikanan dan Pengelolaan Kekayaan Laut. Keadaan ini tidak berlangsung lama, pada 1965 terjadi pemberontakan G 30 S/PKI dan Kabinet Dwikora diganti dengan Kabinet Ampera pada 1966.

    3. Zaman Orde Baru
               Semenjak kabinet Ampera sampai dengan Orde Baru berakhir sektor perikanan dan kelautan dapat dikatakan hampir tak tersentuh, meski kenyataannya sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam, baik jenis dan potensinya. Tentunya inilah yang mendasari Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Departemen Eksplorasi Laut (DEL) dengan mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmaja sebagai Menteri Eksplorasi Laut.Ternyata penggunaan nomenklatur DEL tidak berlangsung lama karena berdasarkan usulan DPR dan berbagai pihak, telah dilakukan perubahan dari Departemen Eksplorasi Laut menjadi Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (DELP) pada tanggal 1 Desember 1999, yang selanjutnya berdasarkan Kepres RI No.165 Tahun 2000 tanggal 23 November 2000 DELP berubah menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan.

    4.   Zaman Reformasi
               Berdasarkan data Food Outlook (FAO 2007) produksi perikanan tangkap Indonesia mengalami penurunan sebesar  4,55 persen. Penurunan tersebut lebih besar dari rata-rata penurunan produksi perikanan dari sepuluh negara produser perikanan dunia, yaitu sebesar 2,37 persen. Pada tahun yang sama (2007), FAO mempublikasikan bahwa kondisi sumberdaya ikan di sekitar perairan Indonesia, terutama di sekitar perairan Samudera India dan samudera pasifik sudah menujukan kondisi full exploited. Bahkan di perairan Samudera Hindia kondisinya cenderung mengarah kepada overexploited. Artinya bahwa dikedua perairan tersebut saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan ekspansi penangkapan ikan secara besar-besaran. Hal ini memperkuat dugaan para ahli selama ini bahwa kondisi sumberdaya ikan di beberapa wilayah perairan sudah mengalami degradasi. Berdasarkan hal tersebut maka pemeritah perlu secara cepat melakukan berbagai upaya guna menyelamatkan sumberdaya perikanan di wilayah perairan Indonesia. Hal yang cukup menggembirakan terjadi pada produksi perikanan budidaya nasional. Menurut catatan FAO (2007) tersebut terlihat bahwa produksi perikanan budidaya nasional mengalam peningkatan sebesar 16,67 persen. Peningkatan ini jauh lebih besar dari rata-rata peningkata produksi perikanan budidaya di sepuluh negara produser perikanan budidaya dunia yang hanya mencapai sekitar 2,03 persen. Tingginya pertumbuhan produksi perikanan budidaya tersebut mempertahankan peringkat Indonesia sebagai negara kelima terbesar produser perikanan dunia. Namun demikian guna mempertahankan dan meningkatkan produksi perikanan budidaya nasional pemerintah perlu meningkatkan kualitas lahan budidaya. Hal ini dimaksudkan guna lebih meningkatkan produktivitas lahan budidaya.
               Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia, sejak itu pula perubahan kehidupan mendasar berkembang di hampir seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti merebaknya beragam krisis yang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya adalah berkaitan dengan Orientasi Pembangunan. Dimasa Orde Baru, orientasi pembangunan masih terkonsentrasi pada wilayah daratan.
               Sektor kelautan dapat dikatakan hampir tak tersentuh, meski kenyataannya sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam, baik jenis dan potensinya. Potensi sumberdaya tersebut terdiri dari sumberdaya yang dapat diperbaharui, seperti sumberdaya perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya laut dan pantai, energi non konvensional dan energi serta sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan lautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan dan perikanan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa angkutan dan sebagainya. Tentunya inilah yang mendasari Presiden Abdurrahman Wahid dengan Keputusan Presiden No.355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999 dalam Kabinet Periode 1999-2004 mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmaja sebagai Menteri Eksplorasi Laut.
               Selanjutnya pengangkatan tersebut diikuti dengan pembentukan Departemen Eksplorasi Laut (DEL) beserta rincian tugas dan fungsinya melalui Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tanggal 10 November 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Ternyata penggunaan nomenklatur DEL tidak berlangsung lama karena berdasarkan usulan DPR dan berbagai pihak, telah dilakukan perubahan penyebutan dari Menteri Eksplorasi Laut menjadi Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1999 tanggal 1 Desember 1999. Perubahan ini ditindaklanjuti dengan penggantian nomenklatur DEL menjadi Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (DELP) melalui Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999 tanggal 1 Desember 1999.
               Dalam perkembangan selanjutnya, telah terjadi perombakan susunan kabinet setelah Sidang Tahunan MPR tahun 2000, dan terjadi perubahan nomenklatur DELP menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)  sesuai Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tanggal 23 November 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Kemudian berubah menjadi Kementrian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan Peraturan Presiden No. 47 tahun 2009 tentang  Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka Nomenklatur Departemen Kelautan dan Perikanan menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan, sedangkan struktur organisasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak mengalami perubahan. Dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tersebut, pada November 2000 telah dilakukan penyempurnaan organisasi DKP. Pada akhir tahun 2000, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen, dimana organisasi DKP yang baru menjadi :

    1)      Menteri Kelautan dan Perikanan;
    2)      Sekretaris Jenderal;
    3)      Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;
    4)      Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;
    5)      Direktorat Jenderal Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;
    6)      Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran;
    7)      Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
    8)      Inspektorat Jenderal;
    9)      Badan Riset Kelautan dan Perikanan;
    10)  Staf Ahli.

          Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Preaturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006, maka struktur organisasi KKP menjadi :

    1)      Menteri Kelautan dan Perikanan;
    2)      Sekretaris Jenderal;
    3)      Inspektorat Jenderal;
    4)      Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;
    5)      Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;
    6)      Direktorat Jenderal Pengawasan & Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;
    7)      Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan;
    8)      Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
    9)      Badan Riset Kelautan dan Perikanan;
    10)  Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan;
    11)  Staf Ahli.
          Tebentuknya Kementrian Kelautan dan Perikanan pada dasarnya merupakan sebuah tantangan, sekaligus peluang bagi pengembangan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Artinya, bagaimana KKP ini menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor andalan yang mampu mengantarkan Bangsa Indonesia keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Setidaknya ada beberapa alasan pokok yang mendasarinya.
               Pertama, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km tidak hanya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tetapi juga menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.
         Kedua, selama beberapa dasawarsa, orientasi pembangunan negara ini lebih mangarah ke darat, mengakibatkan sumberdaya daratan terkuras. Oleh karena itu wajar jika sumberdaya laut dan perikanan tumbuh ke depan.
               Ketiga, dikaitkan dengan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kesadaran manusia terhadap arti penting produk perikanan dan kelautan bagi kesehatan dan kecerdasan manusia, sangat diyakini masih dapat meningkatkan produk perikanan dan kelautan di masa datang. Keempat, kawasan pesisir dan lautan yang dinamis tidak hanya memiliki potensi sumberdaya, tetapi juga memiliki potensi bagi pengembangan berbagai aktivitas pembangunan yang bersifat ekstrasi seperti industri, pemukiman, konservasi dan lain sebagainya.

    Kecantikan yang Memberi Kekuatan

  • Minggu, 12 Juni 2011
  • Luciana Indah
  • Label:
  • Kecantikan yang Memberi Kekuatan

    Oleh : luciana Indah

              Setiap perempuan adalah unik dan berharga. Menghargai makna kecantikan dari sudut pandang yang lebih beragam bisa menjadi salah satu langkah mewarnai hidup menjadi lebih indah dan cara untuk mensyukuri anugerah ALLAH . Asumsi masyarakat kebanyakan cantik itu lebih di sudutkan kepada fisik luarnya, misalnya cantik itu perempuan yang memiliki tubuh yang putih (cerah), berpostur badan tinggi bak model catwalk, langsing/ramping, kulit mulus (halus tanpa bulu), rambut panjang hitam legam,dan sexy (menurut segi pandang banyak pria memandang). Sebenarnya kecantikan itu bukan absolut sifatnya, banyak perempuan berkulit coklat pun dapat terlihat cantik, bahkan yang berbadan gemuk pun dapat memancarkan aura kecantikannya. Memang tidak bisa dipungkiri kadang orang pertama menilai kecantikan itu pertama dilihat dari fisik luarnya dulu, baru mungkin kecantikan dalamnya atau bisa kita kenal dengan sebutan inerbeauty. Bagaimana mau terlihat menarik jika fisik luarnya saja tidak enak dipandang, misalnya dicontohkan ada seorang wanita, berperawakan tinggi, kulit putih, rambut panjang, langsing, eh ternyata wajahnya terlihat kusam, kulitnya kering bersisik,dan rambutnya berantakan tidak karuan, mana bisa dikatakan cantik. Cantik itu perlu juga merawat diri dari dalam maupun luarnya dengan cara rutin merawat tubuh. Sejak jaman dahulu saja para perempuan sudah merawat kecantikan dirinya dengan bahan-bahan yang masih tradisional dan alami, nah berikut ini adalah beberapa contohnya :
    1. Kotoran bulbul utk masker
    Zaman dulu, kaum perempuan Jepang mempunyai resep tradisional untuk perawatan kecantikan. Resep yg diwariskan ini menggunakan kotoran burung bulbul untuk masker wajah. Di Jepang, kotoran burung bulbul yang dikenal sebagai Uguisu no Fun sangat berharga! Dulu, kaum perempuan Jepang langsung mengoleskan kotoran burung tersebut pada wajah begitu saja. Namun, seiring perkembangan teknologi, masker kotoran burung bulbul ini kemudian dibuat dengan proses yang lebih modern, dan dijual dalam bentuk bubuk. Manfaatnya: Kaum perempuan Jepang percaya kotoran burung bulbul bisa mebuat wajah menjadi cantik, karena mengandung enzym guanine yang bisa mengelupaskan kulit mati sekaligus memutihkan kulit. Dengan demikian, kulit wajahpun menjadi bersih dan bercahaya.
    2. Bubuk tulang hewan untuk rias wajah
    Di Prancis pada abad ke-18, kaum perempuan bangsawan, anggota kerajaan, termasuk Ratu Marie Antoinette, sangat ingin memiliki kulit mulus dan halus. Oleh karena itu, penata rias kerajaan pun melakukan trik dengan memberikan lapisan tebal berupa bubuk putih pada wajah mereka. Lapisan bubuk putih itu terbuat dari tulang hewan yang dilumatkan dengan timah putih. Bahan itu lalu dicampur dengan lilin, lemak paus, atau minyak sayur. Manfaatnya: Saat campuran itu dioleskan pada wajah, hasilnya adalah riasan yang berminyak dan melekan pada kulit wajah cukup lama yg membuat kulit mulus dan halus.
    3. Makan tanah liat demi kulit mulus
    Pada sekitar abad ke-18, kaum perempuan Spanyol sangat mengagumkan kulit yang putih mulus bak porselen. Bagi mereka, kulit seperti itu menjadi ukuran kecantikan. Demi mempertahankan kemulusan kulit, mereka pun rela memakan tanah liat. Ya, mereka percaya bahwa tanah liat berkhasiat memutihkan dan melembutkan kulit.
                Bagaimana perempuan menilai tubuhnya akan sangat berkaitan dengan bagaimana lingkungan sosial dan budaya di luar dirinya menilai tubuh perempuan. Artinya, kalangan perempuan akan selalu berusaha untuk menyesuaikan bentuk tubuh mereka dengan kata sosial dan budaya masyarakat tentang konsep kecantikan itu. "Seorang wanita biasanya terpengaruh komentar pasangannya, atau jika telah menikah, maka pendapat keluarganya akan lebih penting dalam membentuk kepercayaan dirinya ".Barusan cantik yang dijabarkan dari bentuk fisiknya, bagi saya cantik yang lebih hakiki atau cantik yang lebih utama, sangat didukung oleh inerbeauty yang terpancar dari dalam jiwanya. Bayangkan dihadapan anda jika anda menemukan sosok perempuan yang sopan dan santun dalam ucapan serta tingkahlaku, baik hatinya, anggun, pintar, berpendidikan dan didukung dengan wawasan yang luas, taat pada agamanya tapi penampilannya sederhana dan biasa saja, pasti anda berdecak kagum bukan ?! tentu saja anda terpesona dengan kecantikan luar biasa yang terpancar dari hatinya, lain halnya jika anda menemukan sosok perempuan yang berkulit putih, cantik, tinggi semampai, rambut panjang terurai, mata jernih berbinar, tapi perempuan tersebut tidak bisa menjaga sikap, tuturkata, sopan santun, etika dan parahnya lagi (maaf) tidak punya otak. Wah pasti kesan cantik yang pertama terlihat,  pupus dengan cepat bukan?!.
                Coba kita ubah sekarang pola pikir kita dengan makna kecantikan yang lebih luas lagi, pada zaman sekarang apa sih yang tidak bisa diubah dengan uang ?! hidung pesek, mata sipit, kulit hitam, badan pendek, dll tentu saja bisa di ubah secara instan, apalagi sekarang zaman sudah begitu modern, sana-sini bagian tubuh yang kurang sempurna bisa dioprasi, detoks, atau dengan obat-obatan, sudah pasti kita harus merogoh kocek dalam-dalam untuk hal-hal tersebut, dan bukan berarti cara-cara tersebut aman bagi tubuh kita salah-salah dapat menimbulkan efek yang berbahaya dan ngerinya lagi berujung pada KEMATIAN! Sungguh ironis bukan kecantikan yang sudah dianugerahkan oleh ALLAH berujung kematian karena kita selalu merasa kekurangan dengan bentuk fisik kita. Jika kita wanita yang tidak berkantong tebal gimana? Masa harus gigit jari atau harus banyak mengusap-usap dada? Tentu saja tidak, rawat saja tubuh kita sewajarnya, bersih, wangi, dan rapih sudah cukup kok, dan jangan lupa kita harus bisa memancarkan inerbeauty kita dan melejitkan potensi yang kita punya. Buatlah kecantikan yang memberi kekuatan baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Bersemangatlah menjalani hidup dan menebar sejuta kebaikan untuk lingkungan dan orang lain. Serta raihlah sebanyak-banyaknya prestasi dari potensi yang kita miliki. Kita jangan mau jadi perempuan cantik yang biasa saja, tapi kita harus jadi wanita cantik yang luar biasa. Inilah yang dapat dikatakan dari cantik yang sesungguhnya, cantik yang memberi kekuatan.

    Yang terlupakan dari sebuah usaha

  • Luciana Indah
  • Label:
  • Rasanya aku selalu ingin marah
    Tiap kewajiban orang lain yang tak semestinya aq pikul sendiri
    Rasanya aku ingin marah
    Jika buah kerjaku tak dihargai
    Rasanya ingin mengamuk
    hasil yang didapat tak seperti apa yang diharapkan
    Adilkah ketika kita berusaha semaksimal mungkin
    Sementara disisi kanan kiri depan belakang
    Menikmati, bermalas-malas, berhura-hura ????
    Bekerja ketika yg lain tertidur dengan pulasnya
    Begitu individualiskah mereka atau saya yg begitu egois??
    Begitu kalah...
    Banting stir dan bermalas-malasan
    !!!!!!!!!!!!!!!! MENTAL TEMPE !!!!!!!!!!!!!!!!
    Allah yang ternyata kau lupakan dalam detik kerja keras itu
    Niat yang mana kah yang kau kejar????
    Kau kejar nafsu mu
    Bukan Ridhonya
    Air mata terurai
    Sombongnya hamba ini
    Hamba lupa ada campur tangan Allah disini
    Perjuangan harus terus berkibar, semangat harus terus berkobar
    Dan ingat di tengahnya ada Tawakal
    Sesungguhnya pejuang yang kuatlah yang akan  menang
    Kemenangan yang indah serta dan mengantongi Ridho nya
    Nikmat besar tiada tara 

    ekologi perairan

  • Selasa, 07 Juni 2011
  • Luciana Indah
  • Label:
  • beberapa materi yang mungkin bermanfaat : mata kuliah ekologi perikanan
    danau
    ekolotrop
    siklus biogeokimia
    niche

    penyakit non infeksius & strategi pengendalian penyakit

  • Selasa, 31 Mei 2011
  • Luciana Indah
  • Label:
  • Bagi yang membutuhkan materi parasit dan penyakit ikan setelah UTS silahkan klik link dibawah,
    materi yang ada : penyakit non infeksius & strategi pengendalian penyakit


    semoga bermanfaat :)

    PEMANFAATAN KANDUNGAN SELULOSA LAMUN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP

  • Kamis, 26 Mei 2011
  • Luciana Indah
  • Label:

  • PEMANFAATAN KANDUNGAN SELULOSA LAMUN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP

    PENDAHULUAN

    Latar belakang


    Dewasa ini penggunaan kertas sudah menjadi gaya hidup bagi semua orang mulai dari kebutuhan surat menyurat, sebagai sarana media informasi ( media cetak ), kebutuhan pembungkus makanan, dan masih banyak hal lainnya. Kertas bisa kita jumpai dan relatif mudah untuk mendapatkannya, tak heran bila penggunaan kertas pun menjadi sesukahati oleh penggunanya. Bisa dibayangkan apa jadinya bila tidak ada kertas. Tingkat kebutuhan akan kertas pun semakin meningkat dari hari ke hari. Jika dahulu adanya komputer dan email sebagai sarana yang dapat menggantikan kebutuhan akan kertas namun saat ini tidaklah demikian, penggunaan kertas pun tetaplah tinggi. Tingginya kebutuhan kertas berimbas pada penggunaan kayu tak heran jika harga pulp dipasaran semakin tinggi, bahkan diindonesia kayu bisa diibaratkan seperti emas berwarna coklat. Saat ini Indonesia malah mengimpor kayunya untuk kebutuhan pulp dipasaran karena dengan penjualan kayu itulah dapat meningkatkan setidaknya pendapatan negara. Kebutuhan industri kertas akan pulp semakin meningkat oleh karena itu industri kertas mengharapkan banyak hutan yang dapat beroprasi agar kebutuhan akan pulp terpenuhi. Menurut sumber meningkatnya kapasitas produksi industri pulp dan kertas juga diikuti oleh kenaikan jumlah konsumsi kertas per kapita. Konsumsi kertas per kapita di Indonesia pada tahun 1992 baru mencapai 10 kg, kemudian meningkat menjadi 15,5 kg pada tahun 1996. Kenaikan konsumsi kertas per kapita di Indonesia utamanya dipicu oleh bertambahnya industri pers dan percetakan, meningkatnya kebutuhan kertas industri, kemajuan teknologi informasi yang membutuhkan media keluaran berupa kertas dan diversifikasi penggunaan kertas yang semakin melebar.
    Kayu yang digunakan di Indonesia untuk kebutuhan pembuatan kertas umumnya berasal dari pohon Akasia mangium, daur ulang tumbuh akasia ini cukup lama yakni membutuhkan waktu sekitar enam tahun. Industri kertas dan pulp semakin naik saja permintaannya bayangkan saja untuk memproduksi satu rim kertas setara setara dengan satu pohon berumur lima tahun. Untuk setiap ton, pulp membutuhkan 4,6 meter kubik kayu, dan satu ton pulp menghasilkan 1,2 ton kertas. Satu hektar hutan tanamanan industri (akasia) dapat menghasilkan kurang lebih 160 meter kubik kayu. Jika pertahun diproduksi 3 juta ton pulp, maka membutuhkan 86.250 hektar hutan (Sudjarwadi). Ironisnya fakta tersebut mengancam hutan-hutan di Indonesia untuk dieksploitasi secara berlebihan demi menutupi kebutuhan tersebut. Bila terus dibiarkan lama-kelamaan hutan-hutan di Indonesia akan habis dalam tempo yang singkat. Untuk itu segala upaya di lakukan untuk mengurangi penebangan kayu secra berlebihan.
    Sumber daya alam di Indonesia jangan terpaku pada sumber daya alam yang ada di darat saja, Indonesia pun memiliki sumber daya bahari yang kaya, yang masih belum diolah secara maksimal. Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan sebagian besar wilayahnya didominasi oleh lautan. Sehingga sangat mungkin untuk mengembangkan potensi baharinya salah satu potensi bahari yang dapat dikembangkan yaitu tumbuhan lamun. Lamun memiliki berbagai fungsi, fungsi ekologis, fungsi fisik, fungsi biologis, maupun fungsi ekonomis. Fungsi ekonomis lamun lebih kepada pemanfaatannya dalam memenuhi kepentingan hidup manusia, diantaranya sebagai bahan baku kebutuhan hidup produk-produk modern (Philip & Menez, 1988) sebagai penyaring limbah, sebagai stabilisator pantai, bahan baku pada pabrik kertas, makanan, obat-obatan dan sumber kimia. Di Indonesia lamun banyak dijumpai di perairan pantai pulau-pulau utama. Lamun dapat digunakan sebagi alternatif bahan baku dalam pembuatan kertas, karena lamun merupakan salah satu macrophyta yang memiliki kandungan selulosa pada tubuhnya. Hasil penelitian menyatakan lamun laut memiliki pertumbuhan yang cepat. Kelimpahan yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat lamun laut dapat dijadikan sebagai sumbur selulosa baru. Lamun yang berlimpah bermanfaat bagi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.



    TUJUAN DAN MANFAAT

    Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa potensi lamun dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya bahari terutama sebagai bahan baku pembuatan kertas.
    Manfaat
    Manfaat dari karya tulis ini, memberikan informasi mengenai manfaat ekonomis dari lamun sebagai bahan baku pembuatan kertas. Dengan demikian dapat mengurangi permasalahan eksploitasi hutan yang terus ditebang untuk keperluan industri pembuatan pulp sebagai bahan baku pembuatan kertas.




    GAGASAN

    Fakta bahan baku kertas di Indonesia saat ini

    Penggunaan kertas saat ini tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Kertas terdiri dari bermacam-macam jenis seperti kertas sebagai pembungkus makanan, kertas tissu, kertas cetak, kertas tulis, kertas koran,dan kertas karton. Perubahan gaya hidup masyarakat seiring dengan zaman menyebabkan penggunaan kertas terus meningkat, mulai dari kegunaan kertas sebagai pembungkus makanan atau minuman, kegunaan kertas sebagai media tulis dan cetak, serta berbagai kegunaan penunjang gaya hidup lainnya. Gaya hidup masyarakat moderen saat ini sangat konsumtif dalam penggunaan kertas mungkin disebabkan pula oleh kertas yang mudah didapat dan tergolong masih relatif murah sehingga semakin konsumtifnya masyarakat dalam menggunakan kertas. Kertas dibuat dengan menggunakan bahan baku yang disebut pulp, pulp berasal dari serat tanaman yang merupakan jalinan serat yang telah diolah sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lembaran. Pulp yang merupakan serat tanaman dapat berasal dari tumbuhan-tumbuhan lain yang mengandung serat tetapi pada umumnya serat yang digunakan sebagai bahan baku kertas adalah serat kayu. Serat yang dapat diolah menjadi bahan baku kertas berupa selulosa, selulosa ini terdapat dari serat tanaman. Peningkatan kebutuhan kertas tentu saja diiringi oleh peningkatan bahan baku produksi kertas itu sendiri ( pulp ). Perkembangan industri pulp di Indonesia mengalami peningkatan. Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi, ekspor pulp dan kertas Indonesia terus meningkat. Bila sebelumnya Indonesia selalu menjadi net importir pulp maka sejak tahun 1995 berbalik menjadi net eksportir pulp. Angka pertumbuhan ekspor pulp tidak kurang dari 96 % antara tahun 1994-1996. Sebagai net eksportir kertas Indonesia sudah tidak asing lagi. Data APKI (Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia) menunjukkan bahwa antara tahun 1987-1996 jumlah ekspor kertas Indonesia selalu lebih besar dari jumlah impornya, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 26,11 %.
    Meningkatnya kapasitas produksi industri pulp dan kertas juga diikuti oleh kenaikan jumlah konsumsi kertas per kapita. Konsumsi kertas per kapita di Indonesia pada tahun 1992 baru mencapai 10 kg, kemudian meningkat menjadi 15,5 kg pada tahun 1996. Kenaikan konsumsi kertas per kapita di Indonesia utamanya dipicu oleh bertambahnya industri pers dan percetakan, meningkatnya kebutuhan kertas industri, kemajuan teknologi informasi yang membutuhkan media keluaran berupa kertas dan diversifikasi penggunaan kertas yang semakin melebar. Harga pulp yang tinggi di pasar internasional (saat ini harganya US$ 680 - 700 per ton) dan konsumsi kertas yang terus meningkat merupakan dua faktor utama yang merangsang pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia. Meskipun harga pulp dan kertas di pasar internasional berfluktuasi dari waktu ke waktu, produsen pulp dan kertas di Indonesia sulit untuk rugi. Biaya produksi pulp di Indonesia sebelum krisis ekonomi terjadi hanya US$ 217 per ton (saat ini US$ 250-300). Namun bila mengetahui dari mana asal-usul bahan baku pembuat kertas, maka "wajah angker" industri pulp dan kertas akan terlihat jelas. Sampai sekarang tercacat beberapa bahan baku pembuat kertas, antara lain merang, bagas, bambu, kertas bekas dan kayu bulat. Industri pulp skala besar, yang kebanyakan didirikan di luar pulau Jawa, bahan baku utamanya adalah kayu bulat yang berasal dari hutan alam (aktivis LSM lingkungan hidup menyebutnya ‘pulping the rain forest"). Industri pulp yang telah lama didirikan di Pulau Jawa belakangan ini juga menggunakan kayu sebagai bahan baku utamanya. Sampai saat ini, masih lebih dari 90% bahan baku kayu untuk "memberi makan" industri pulp di Indonesia berasal dari hutan alam, utamanya adalah kayu IPK (Ijin Pemanfaatan Kayu), yaitu kayu berbagai jenis yang dihasilkan dari kegiatan land clearing pada areal hutan alam yang akan dikonversi untuk berbagai keperluan, misalnya untuk areal pembangunan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit.
    Fakta yang lebih ironis lagi untuk membuat 1 rim kertas setara dengan 1 pohon berumur 5 tahun. Untuk setiap ton, pulp membutuhkan 4,6 meter kubik kayu, dan 1 ton pulp menghasilkan 1,2 ton kertas. 1 hektar hutan tanamanan industri (akasia) dapat menghasilkan kurang lebih 160 meter kubik kayu. Jika pertahun diproduksi 3 juta ton pulp, maka membutuhkan 86.250 hektar hutan.Daur ulang tumbuh acacia yang cukup lama, yakni 6 tahun, menyebabkan industri pulp membutuhkan lebih banyak hutan untuk beroperasi. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan pada tahun 1997, total kapasitas produksi industri perkayuan di Indonesia setara dengan 68 juta m3 kayu bulat. Kapasitas tersebut 3 kali lipat lebih besar dibandingkan kemampuan hutan produksi Indonesia untuk menghasilkan kayu secara lestari. Akibatnya, bahan baku industri kertas banyak berasal dari hutan alam, dan diperparah dengan tidak dilakukannya penanaman hutan kembali. Ini menunjukkan kertas erat kaitannya dengan hutan. Bahkan menurut World Wide Fund (WWF), penggunaan 1 rim kertas telah mengorbankan dua meter persegi hutan alam.
    Solusi yang pernah ditawarkan sebelumnya guna mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan baku kertas ( pulp )
    Saat ini banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi pengeksploitasian hutan untuk bahan baku kertas, yaitu gerakan konservasi hutan Indonesia dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pentingnya ekosistem hutan untuk dijaga dan dilestarikan, ada pula kegiatan penanaman hutan kembali namun sayangnya kegiatan ini tidak efektif dan tidak berlangsung lama. Upaya lainnya yaitu beralih ke e-book,penggunaan kertas dua sisi dan penggunaan kertas daur ulang. Namun tampaknya hal tersebut belum efektif dan kurang efisien mengingat belum semua orang tanggap internet,kertas daur ulang pun dirasa kurang menarik perhatian konsumen karena kualitas kertas daur ulang tidak bisa sebagus kualitas kertas produk dari kayu, serta penggunaan kertas dua sisi pun juga belum sepenuhnya dapat terealisasikan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pulp dan kertas, sejak awal tahun 1990 pemerintah dan pengusaha melakukan pembangunan HTI, terutama HTI-pulp. Namun hampir semua industri pulp dan kertas telah beroperasi sebelum HTI-pulp dapat dipanen, bahkan sebelum HTI ditanam. Akibatnya, hutan alam yang telah lama mengalami over eksploitasi juga menjadi tumpuan utama sumber bahan baku industri pulp dan kertas. Sementara itu, realisasi pembangunan HTI sangat lambat. Sebagian besar HTI yang telah dibangun sampai saat ini belum dapat dipanen. Data Statistik Pengusahaan Hutan menunjukkan pada tahun 1997/1998 produksi kayu HTI hanya 425.893 m3. Jika dibandingkan dengan kapasitas produksi industri pulp pada tahun 1997 maka jumlah tersebut sangatlah kecil. Perlu dilakukan usaha lain seperti pemahaman mengenai potensi lamun sebagai semberdaya lain yang dapat dimanfaatkan dalam alternatif bahan baku kertas yang tepat agar kualitasnya dapat sebanding dengan bahan baku kertas ( pulp ) dari kayu.
    Seberapa jauh pemanfaatan lamun sebagai bahan baku pembuatan kertas ( pulp )
    Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mampu berinteraksi dengan salinitas yang tinggi dan terendam di dalam air laut. Memiliki struktur tubuh seperti tumbuhan darat, yaitu mempunyai akar, batang, daun dan buah serta termasuk kedalam anthophyta karena tumbuhan ini menghsailkan bunga. Lamun diketahui mempunyai kandungan serat yang tinggi. Hal ini dibuktikan dalam analisis scanning Electron microscopy (SEM) terhadap kumpulan serat lmaun laut memperlihatkan kandungan selulosanya yang tinggi, dimana komposisi dinding sel tidak terlihat seperti graminaceous pada tanaman monokotil dan lebih aktin daripada tanaman dikotil. (Gozwami et al. 1996).
    Waldron et al (1989) menyatakan bahwa komposisi dinding sel pada jaringan lamun menyatakan kandungan selulosa pada dinding sel berkisar antara 30 – 50 % dalam semua jaaringan dan semakin tua umur lamun laut maka semakin besar kandungan selulosanya. Kandungan selulosa pada lamun laut paling banyak terdapat pada rhizoma (Dawes et al. 1987)
    Pada kenyataannya, selain lamun memiliki kandungan seluslosa yang tinggi, dikeyahui pula bahwa lamun menpunyai tingkat pwertumbuhan yang cepat dibandingkan tingkat pertumbuhan kayu/pohon yang dapat mencapai bertahu-tahun. Hal ini menjadi nilai lebih dari lamun apabila digunakan sebagai bahan baku kertas. Selain dapat disajikan sebagai pengganti kayu, lamun memlikiki reproduksi yang cepat sehingga lebih cepat dipanennamun diiringi dengan pembudidayaan sehingga stok lamun di alam dapat terjaga.
    Pihak pihak yang mampu mengimplementasikan ide
    Dari gagasan pemanfaatan kandungan selulosa pada lamun sebagai bahan baku pembuatan pulp ini, dimaksudkan untuk mengurangi pengeksploitasian yang berlebihan terhadap hutan Indonesia, memberhentikan maraknya illegal logging yang bila terus dibiarkan lama-kelamaan akan merusak ekosistem dari hutan itu sendiri. Oleh karena itu saat perlu dukungan serta bantuan dari berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah, pihak swasta dan pihak akademisi. Disini masyarakat menjadi faktor utama dalam keberhasilan upaya ini. Karena kertas menjadi kebutuhan sehari-hari dalam hidupnya, begitu pula masyarakat pesisir yang mempunyai peran dalam perlindungan lamun agar tetap lestari. Pihak akademisi dan peneliti khususnya di bidang kelautan mengkaji lebih dalam dan meneliti seberapa jauh pemanfaatan selulosa lamun sebagai bahan baku kertas( pulp ). Disini pemerintah memiliki peran paling besar dalam penetapan kebijakan mengenai pendanaan dalam penelitian lamun tersebut serta penegakan hukum yang jelas agar pihak-pihak swasta yang nakal tidak seenaknya dalam mengelolanya. Pihak swasta seharusnya juga mendukung karena pihak swasta posisinya sebagai produsen, seharusnya pihak swasta dapat mencarilaternatif lain untuk mengganti kayu sebagi bahan bakunya menjadi misalnya pada lamun ini. Dan bila sudah ada teknologi yang mahir dalam pengolahan lamin ini seharusnya pihak swasta mampu membudidayakannya agar tidak emngeksploitasi berlebihan ekosistem pada lamun. Semua pihak mulai dari masyarakat, pemerintah, pihak swasta, akademisi dan peneliti harus berkolaborasi menjaga ekosistem bahari lamun ini tetap terjaga.
    Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengipmplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai

    1) Menentukan Spesies Lamun yang dibutuhkan, Mengandung Selulosa yang Tinggi dan Memiliki Pertumbuhan Yang Cepat.
    Terdapat berbagai spesies lamun yang ada di Indonesia, setiap spesies-spesies dari lamun ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Yang digunakan untuk bahan baku pembuatan kertas dililih lamun yang mempunyai karakteristik pertumbuhan yang cepat dan memiliki kandungan selulosa yang paling tinggi dibandingkan dari spesies lamun lainnya. Tidak semua lamun memiliki pertumbuhan yang cepat, spesies lamun yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan mengandung selulosa yang banyak yaitu Enhalus acoroides. Enhalus acoroides ini dikarenakan memiliki ukuran yang paling besar dibandingkan beberapa jenis lamun yang ada di Indonesia hal tersebut menurut survei & penelitian yang telah dilakukan berdasarkan pertumbuhan lamun.

    2) Adanya Teknologi yang Mampu Mengolah Lamun sebagai Bahan Baku Kertas.
    Lamun perlu diolah terlebih dahulu agar dapat menjadi bahan baku kertas. Sama seperti tumbuhan darat lain. Dikarenakan lamun memiliki kandungan selulosa seperti kayu, maka diharapkan pula cara pengolahannya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan bahan bakunya, dalam hal ini kemudian dipersiapkan teknologi untukmengekstrak lamun tersebut sehingga terbentuk pulp, dilakukan pembuatan pulp secara kimiawi. Setelah itu dilakukan proses cleaner, yaitu proses pemutihan dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia. Selanjutnya dilakukan pemurnian pulp, pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan pembentukan dilakukan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan, tahap akhir yang dilakukan adalah pengepresan lembaran kertas dan pengeringan kertas agar sebagian besar air yang terkandung dalam kertas dapat hilang. Namun, dalam penerapan proses pembuatan kertas berbahan lamun ini perlu dilakukan pengkajian lebih jauh, khususnya oleh akademisi dan para peneliti yang bergerak dalam bidang perikanan dan kelautan agar hasil yang dicapai maksimal.

    3) Adanya Upaya Lanjutan Pemanfaatan Lamun Berupa Kegiatan Budidaya
    Rencana penggunaan lamun sebagai bahan baku kertas tentunya harus diimbango dengan langkah yang tepat dan berkelanjutan, agar penggunaan lamun sebagai bahan baku kertas tidak mengganggu ekosistem lamun yang berada di bawah laut, perlu adanya upaya agar keberadaan lamun tidak berkurang karena tereksploitasi berlebihan. Dalam hal ini kegiatan budifaya merupakan langkah yang implementatif dalam mengimbangi penggunaan lamun tersebut.
    Kegiatan budidaya ini bertujuan agar pasokan lamun sebagai bahan baku kertas dapat terpenuhi secara berkelanjutan tanpa mengganggu ekosistemnya langsung. Sehingga pemenuhan kebutuhan bahan baku lamun yang tinggi sekalipun, tidak mempengaruhi sebaran dan kelangsungan pertumbuhan lamun pada ekosistem aslinya.
    Kegiatan budidaya untuk lamun terdapat beberapa metode diantaranya metode ikat/karung, metode frame, dan metode plug. Dari penelitian yang dilakukan, metode plug merupakan metode yang memiliki tingkat keberhaslian yang paling tinggi, sehingga metode ini dapat diterpkan sebagai upaya untuk perseidaan lamun dalam produksi bahan baku kertas.


    KESIMPULAN
                Tulisan in berhubungan dengan penggunaan lamun sebagai alternatif  bahan baku pembuatan kertas. Kandungan selulosa yang tinggi dalam lamun laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber selulosapengganti kayu  yang sat ini semakin langkakarena penggunaannya sebagai bahan baku kertas pemanfaatan lamun sebagai bahan baku kertas masih sedikit dan belum berkembang. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dalam hal penggunaannya sebagai pengganti kayu untuk bahan baku pembuatan kertas.
                Pada kenyataannya, selain lamun memiliki kandungan selulosa yang tinggi, diketahui pula bahwa lamun mempumyai tingkat pertumbuhan yang tinggi pula dibanding pertumbuhan kayu. Hal ini dapat menjadi nilai lebih dari lamun apabila digunakan sebagai alternatif bahan baku pembuatan kertas. Selain dapat dijadikan sebagai pengganti kayu, lamun memiliki reproduksi yang cepat sehingga lebih cepat dipanen namun harus diiringi dengan pembudidayaan sehinga stok lamun dapat terjaga dan ekosistem lamun di laut dapat lestari.  

    sejumput rindu terdalam untuk My MOM

  • Rabu, 25 Mei 2011
  • Luciana Indah
  • Label:
  • Mungkin jika saat itu ( 31 Mei ) aq ada di sampingnya ( mom ) akan ku bisikan sesuatu di telinganya :

    Mamah ku sayang, dengan sedih dan pilu mungkin ku ucapkan ini
    Selamat Ulang Tahun ya...mamah
    Mav sekarang kaka ga bisa berada di sisi mamah
    aq hanya bisa mendoakan mu dari jauh dan menitipkan kasih sayang serta sejuta rindu untuk mu
    kepada Allah di pertiga malam ini...

    walau mungkin telepon yang selalu aq nanti tiap hari
    dari mu tak kunjung datang, itu smua ga masalah
    mungkin rutinitas dan kesibukanlah yang menjauhkan kita
    aq harap mamah selalu dalam lindungan-NYA saja itu lebih dari cukup

    mah janganlah isi hari-hari mamah selalu dengan rutinitas kerja itu
    sudah waktunya mamah beristirahat di rumah,rutinitas jangan lagi memperbudak kita

    ya...Allah jagalah ibuku ini, tegurlah bila beliau lalai
    serta berikanlah kesehatan serta umur panjang
    berilah beliau ketenangan batin ketika sedang gundah
    dan luruskan jalannya saat beliau hilang arah

    izinkan lah aq bersenandung ya mah...

    # sing a song

    apa yang ku berikan
    untuk mamaaa....
    untuk mamaaa....
    tersayanggg...

    tak kumiliki sesuatu berharga
    untuk mama,tercintaaaaaaaaaaa

    hanya ini ku nyanyi-kan
    senandung dari hatiku
    untuk mama
    hanya sebuah
    lagu sederhanaaa

    lagu cinta ku
    unttuukk M-A-M-A







    sejumput rindu terdalam ku untuk mu M-A-M-A

    Papah jangan Benam-kan MIMPI ku

  • Jumat, 20 Mei 2011
  • Luciana Indah
  • Label:


  • Waktu kecil tiap anak pasti ditanya cita-cita nya, begitu pula aq.
    " kaka cita-cita udah gede apa ?" tanya papa.
    " mau jadi pelukis pah ." jawabku dengan sumringah.
    " kenapa ga dokter aja, kan lebih bagus."
    " kemaren kaka menang lomba melukis di TK, gambar kaka juga dapet bintang terus, makanya jadi pelukis aja."
    " pelukis mah kerjanya gambar aja, klo dokter kan bisa nolong orang ! "
    " kata bu guru juga gambar kaka bagus, klo gambarnya bagus berati bisa jadi pelukis kan pah ? "
    ***
                Dari aq kecil aq suka hal-hal yang berhubungan dengan seni, entah itu menggambar, mewarnai, bernyanyi, baca puisi, sampe teater. I loved it so much. klo ada lomba, apa pun yg berbau hal-hal yg aq sebutin aq girang bgt, ga mikir menang atau kalah yang penting nyoba, aq tau aq mampu karena aq cinta kegitan itu. Tapi......
    ***
    (... SD...)
               
                Ada lomba mewarnai di Dewi Sartika ( mall di kota ku ) kata teman ku Mia,
    " Lus, kita ikut lomba mewarnai ya, kita pasti menang kita kan paling jago dikelas, bang Andre aja ikut."
    " Asik...iya aq ikut, aq bilang mama dulu biar bisa dianter "
    " Iya entar hadiahnya piala tau "

                Denger kata piala aja aq merinding, aq pengen bgt dari dulu dapet piala biar bisa di pajang di ruang tamu. Abis kata orang klo punya piala itu hebat banget. ( pikiran aq jaman SD ). Mia itu temen akrabku di SD, dia paling jago gambar, gambarannya bener-bener natural, dengan padanan dan gradasi warna yang khas.Kalau Bang Andre itu kaka sepupunya yg  jago gambar di sekolah.
    1 hari sebelum lomba itu mulai papa beli mobil sedan baru, kata papa namanya Honda Civic. Pasti besok papa mau anter ke tempat lomba kan udah sampe mobilnya di rumah (pikirku dalam hati ). Besoknya, ternyata papa mau anter aq setelah di bujukin mama, tapi ga pake mobil katanya Takut Mobilnya KOTOR !

    (mirip-mirip ini mobilnya...Hoekkk ni mobil udah kaya istri ke-2 nya)

    Papa sempet marah soalnya tempatnya susah di cari, aq mulailah mewarnai dengan crayon pentel 12 warna yg jadul ( sebelum hari H aq sempet-sempetin latihan dulu, biar MENANG ) aq tengok kanan kiri, ternyata pesertanya luarbiasa banyak, mereka pada bawa meja lipat sedangkan aq cuma ngerjain di alas yang disediakan panitia. Mia melambaikan tangan menandakan ( aq disini warnainnya ), aq liat Mia bawa pentel 36 warna sedangkan bang Andre karandas 36 warna. Aku warnainnya hati-hati banget maklum aq baru pernah ikut lomba yang pesertanya banyak bgt gini. Eh ga kerasa aja waktunya udah abis 2 jam tanda lombanya udahan. Papah udah sibuk noel-noel aq.
     “ cepet pulang udah siang, entar hujan “
    “  belum selesai pah, abis Dzuhur di umumin pemenang lombanya “
    “ nanti aja nanya ke temen siapa yang menang “ langsung tarik badan aq dari luar arena lomba.

                Aq pulang dengan muka super madesu ,sampe di rumah mewek deh...
    Ternyata pemenangnya Bang Andre juara 1, Mia juara 3.
    Nah barusan pengalaman aq waktu kelas 3 SD, sekarang pas kelas 5 ya, aq ikut les gambar bareng ade, aq semakin gila menggambar semenjak les (ngegambar memberi ketenangan jiwa ) tanpa bilang ortu aq ikut lomba gambar di tempat les, Horeeeeee aq juara 2 kata. Pas nyampe rumah ternyata ade laporan ke mama aq juara, otomatis mama laporan ke papa
    Beliau malah jawab GA USAH LES GAMBAR LAGI TAUN DEPAN UAS.
    ***
    Waktu SMP aq ikut teater namanya ASTINA, aq seneng bgt, teater itu bebas berekspresi, mulai dari sini aq bebas demam panggung ( urat malu putus hhaaa ), disini aq juga nemuin orng yg menurut ku piawai menulis dan berekspresi lewat puisi. Mulai lah aq mengadopsi tehniknya, agar puisi yg di sampaikan kena maknanya. 1,5 tahun kerjaan aq di sklh Cuma teater lagi..lagi & lagi sampe nilai ambruk.
    Papah says : BERENTI TEATER !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    ***
    Sekarang SMA, lagi-lagi aku menyelundup ikut teater, teter di SMA lebih ke Kabaret beda dari SMP, karena papah nyuruh les ini itu aq jd jarang latihan akhirnya aq putus deh sama teater. Dari teater berpaling ke nyanyi, aq pgn ikut eskul semacam paduan suara di SMA sebelum resmi jadi anggota harus di seleksi dulu. Inget banget aq waktu itu aq nyanyi Andai dia Tahu-Kahitna. Wah gila waktu pas bagian urutan aq di panggil lawan aq, 4 orang lagi suaranya emas semua, pantes lah suara aq keliatan kaclep banget bahkan mati kali di aduin sama mereka mah. Dan akhirnya jreng jreng................DITOLAK . pasrah aja aq kira suara emas mama nurun ke aq (ngarep wkwkw) makanya aq dengan PeDe ikutan.
    ***
    Udah lah aq memutuskan pindah wahana, Yaaa....menulis sekarang cita-citanya beda jadi penulis. Gara-garanya aq demam baca novel dan akhirnya terkontaminasi pengen mencoba menulis, beberapa draft aq buat. Sekali waktu aq ke pergok papa lagi nulis draft, papa kira aq belajar tauuunnyyyyyaaaa lg ngarang, wuidih tercetuslah omongan menyelekit ampe sekarang juga tu moment ga pernah aq lupain tiap kata dari lisannya apal bener, terekam di otak aq,

    Kaka mau jadi apa? Penulis ? setiap hari mau kerjaannya Cuma ngarang cerita? Kertas-kertas dibeli pake uang siapa?? pke uang mama papa ? (klo masih kerja itu juga) trs kalau di tolak penerbit? Sukur-sukur di terima...kalau juga ga laku di pasaran, udah gitu royalti mandet gimana???mau ngasih makan diri sendiri sama keluarga pake kertas yg numpuk itu???? Yg jalan gitu loh kalau punya keinginan tuh.

                Terima kasih Papah atas semua saran dan masukan, aq tau anakmu yg satu ini tidak sepintar anakmu yang satu itu, Pah izinkan aq bermimpi lagi untuk S2 ke Jepang, telah ku tinggalkan teater,dan menggambar yang sangat ku sukai sejak lama, ku tinggalkan dengan cucuran air mata yang tak pernah kau lihat, papa ga akan bisa mematikan jiwa seni dan sastra dalam lubuk hatiku J semoga papa akan memahaminya suatu hari kelak. Maaf aku tidak bisa menjadi seorang analis kimia seperti yang papa inginkan, aku pun enggan memiliki profesi seperti yang papa kerjakan sekarang “ seorang Chemist “. Aku rindu sosok mu seperti sosok ayah-ayah lain yang sering diceritakan teman-temanku. Materi sekali pun tidak mampu menggantikan. Jangan memaksaku untuk mundur seribu langkah lagi.


    Musim Cari kerja...

  • Rabu, 18 Mei 2011
  • Luciana Indah
  • Label: ,
  • Di usia 18thn ke atas rata-rata orng udah pengen bisa cari duit sendiri, alias malu donk sama Ortu klo minta duit mulu !!!
    Ditambah lagi pengen ini itunya nambah banyak, klo bilang ke ortu paling jawabannya
    “ iya nanti ya klo ada uang “ atau “ ah jajan terus “ dll.
    Liat tmn2 kampus / kosan juga rata2 ngomongin pengen nambah duit jajan ( maklum mahasiswa )
    Ada yang pengen jadi guru les lah atw staf pengajar di sklh SD,SMP,atw SMA tapi klo ada tawaran
    “ Mau ga jadi guru fisika, kimia, matematika, atw ekonomi SMA mau ga???
    Jawabannya
    “ hmmm.kayanya pikir-pikir dulu deh hehe, klo guru KTK atw B.Indo mau deh “
    NAH LOCH !!!!
    Ada juga yang mau jadi SPG atw Part time di Franchise
    Ada juga kendalanya...
    Wah klo ga Cantik gmn ???? wah gw ga bisa dandan !!! wah gw ga tinggi !!! wah jadwal kampus padet nih !!!
    Nah sekalipun ada yang sreg ada juga kendala lagi....
    “ eh gaji nya brp dulu “
    ( lah ini sih kebanyakan mikirnya ) hehe kayanya aq juga bakal berpikiran sama kayanya  ;P
    YAUDAH LAH PASRAH....
    KLO GA KUPU- KUPU alias kuliah pulang kuliah pulang
    KLO GA KURA – KURA alias kuliah rapat kuliah rapat
    ATAU  KUNANG – KUNANG alias kuliah nangkring kuliah nangkring
    .....AH TERLALU PASRAH KLO GITU....
    Nah klo mood udah pengen GaWe gitu biasanya aq milih...nulis aja dah mau cerpen ke artikel ke...yang bisa jadi duit klo di kirim ke majalah
    Tapi ini juga mesti sabar Bro....biasanya model cerpen yg dikirim ke majalah harus nunggu 3 bulan lamanya biar tau klo cerpen qta masuk engga nya...klo keterima alhamdulilah 500rb bisa di kantong rata-rata
    Kurang 500rb ????
    Yaudah bikin aja novel yang klo dapet Royalty-nya lumayan....
    Eh lagi lagi ada tapinya juga....aduh novel mah kan mesti tebel, keburu ilang mood dech
    Yaudah intinya ya....harus bersabar apapun kerjaannya, mana ada uang turun dari langit
    NO PAIN NO GAIN
    Insyaallah Allah akan melihat usaha kita bila kita giat berusaha, smangat, komitmen kuat, disiplin, pantang ciut, trus berikhtiar deh...
    Aq ingin tulisan ku dapat menginspirasi orang, dan akhirnya membuat suatu inovasi.
    Nah ini aq tawarin kerjaan ga pke ribet, modal Cuma 39.900 rb
    Gaji kita yang atur, mau naek terus tiap bulan juga bisa
    Ga perlu lamaran, full time atw part time, up to you !!!!
    Asal kuat komitmennya sama semangat yang ga pernah padam
    Udah ga sabaran apa  ????
    Nah ini solusinya
    JOIN ORIFLAME aja MLM berprikeadilan, siapa yang kerja keras dialah yang menuai hasil, bukan yang diatas yg ongkang-ongkang
    Puluhan juta tiap bulan bisa anda raih, tapi balik lagi ke usaha anda seperti apa
    Ini serius..Oriflame bisa mewujudkannya, Cuma mau ga di ajak serius????
    Yang mau serius mangga hub saya
    Fb : luciana indah permata sari
    Twitter : @uchi_oriflamers

    genetika populasi

  • Senin, 16 Mei 2011
  • Luciana Indah
  • Label:
  • LAPORAN PRAKTIKUM
    GENETIKA POPULASI

    Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
    Mata Kuliah Genetika Ikan

    Oleh : kelompok 10
    Disusun oleh :
    Luciana Indah Permata Sari                230110097021
    Megawati Hakim                                230110090113
    M . Fauzi CU                                      230110090112
    Galuh Pramusti                                   230110090114


    Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
    Universitas Padjadjaran
    Jatinangor
    2010



    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Illahi Robbi karena atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Genetika Populasi ” pada mata kuliah Genetika Ikan ini.
    Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah genetika ikan  di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Laporan ini disususn berdasarkan percobaan yang dilakukan hari Senin, 29 Maret 2010.Pada pengambilan Kancing untuk perhitungan frekuensi fenotip alel pada suatu populasi berdasarkan hukum Hardy-Wenberg.
    Dalam penyusunan laporan ini, berbagai hambatan telah penyusun alami. Namun berkat pertolongan dan ridho-Nya serta bimbingan dan bantuan dari dari berbagai pihak, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini.
    Terlepas dari itu semua, penulis banyak mendapat bantuan dan petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapakan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang  telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
    Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sungguh penyusun harapkan.
    Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya terhadap laporan ini. Semoga dapat berguna dan membuahkan hasil yang bermanfaat. Amin


                                                                            Jatinangor, April 2010

                                                                                       
    Penyusun



    Daftar isi


    BAB I . PENDAHULUAN
    1.1  Tujuan Percobaan
    1.2  Teori

    BAB II . ALAT DAN METODE PERCOBAAN
               
                2.1 Alat & Bahan Percobaan
                2.2 Metode Percobaan

    BAB III .  DATA HASIL PERCOBAAN


    BAB IV . PEMBAHASAN


    BAB V . KESIMPULAN

























    Bab I

    PENDAHULUAN


    1.1  Tujuan Percobaan
    Mengetahui dan menghitung frekuensi alel dalam satu populasi melalui simulasi.

    1.2  Teori Dasar

    Genetika Populasi adalah cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi. Dari objek bahasannya, genetika populasi dapat dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik.

    Ilmu ini membicarakan implikasi hukum pewarisan Mendel apabila diterapkan pada sekumpulan individu sejenis disuatu tempat. Berbeda dengan genetika Mendel, yang mengkaji pewarisan sifat untuk perkawinan antara dua individu (atau dua kelompok individu yang memiliki genotipe yang sama ),genetika populasi berusaha menjelaskan implikasi yang terjadi terhadap bahan genetik akibat saling kawin yang terjadi di dalam satu atau lebih populasi.

    Genetik populasi dapat diartikan sebagai aspek genotipe dari suatu sekumpulan yang meliputi banyaknya kromosom, alel (bagian dari kromosom yang berperan dalam hal pembentukkan warna, bulu, bentuk, dll), dan faktor-faktor keturunan yang diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.

    Hardy-Weinberg menyatakan bahwa bila suatu populasi dalam keadaan seimbang, maka baik frekuensi alel atau genotipe akan konstan dari generasi ke generasi. Selanjutnya temuan ilmuan itu disebut sebagai prinsip keseimbangan Hardy-Wenberg.

    Seperti diketahui, fenotipe yang berbeda sering kali mempunyai nilai ekonomis yang berbeda, dan apabila ini terjadi maka diharapkan untuk mengubah frekuensi dari alel-alel yang memproduksi fenotipe, peningkatan frekuensi alel tersebut mengontrol fenotipe yang diinginkan dan mengurangi alel yang tidak diinginkan.
     Jika alel yang diinginkan ditetapkan (f=100%) dan alel yang tidak diinginkan dihilangkan (f=100%), populasi akan menghasilkan galur murni dan akan berharga seperti brood stok .
    A.    Dominasi tidak sempurna
    Ketika gen mempunyai dua sisi alel yang menghasilkan tiga fenotif dan setiap genotif menghasilkan satu fenotif, hal ini mudah untuk menentukan frekuensi alel nya. Frekuensi alel nya dapat dihitung dengan cara, sebagai berikut :
    2( juml;ah ikan dengan fenotif homozigot ) + (fenotif heterozigot )
    F ( alel ) :
                                                     2 ( jumlah ikan dalam populasi )

           Jumlah ikan dengan fnotif homozigot dikalikan dua karena masing-masing ikan membawa dua kopi alel. Jumlah ikan dalam populasi dikalikan dua karena masing-masing ikan diploid dan memliki dua alel per lokus.
    B.     Dominasi sempurna
    Ketika gen melakukan cara dominasi sempurna, frekuensi alel harus dihitung dengan menggunakan teknik akar kuadrat. Hal ini karena gen menghasilkan tiga fenotif tetapi hanya  dua fenotif.karena fenotif heterozigot tidak bisa dibedakan dengan fenotif homozigot yang dominan, maka frekuensi alel tidak dapatditentukan dengan perhitungan alel. Perhitungan frekuensi alel nya adalah, sebagai berikut :
    Jumlah genotipe resesif
    F ( resesif  ) =                Total populasi


    F ( dominan ) =   1-F ( resesif )

          Untuk menghitung frekuensi genotif dan frekuensi alel dominan sempurna adalah:
    F ( genotif homozigot alel )                        =   F ( alel )²
    F ( genotif homozigot )                  =   2 [ F ( alel ).(F ( alel II ) ]
    F ( genotif homozigot alel II )        =   F ( alel II )²



    BAB II

    ALAT DAN METOSE PERCOBAAN


    2.1. Alat-alat & Bahan Percobaan
    Alat-alat :
    ·         Toples 2 buah
    ·         Alat tulis
    ·         Kertas dengan tabel punnet

    Bahan :
    ·         Kancing berwarna hitam, menunjukan sifat dominan. Kancing kecil untuk jantan dan kancing besar untuk betina.
    ·         Kancing berwarna merah menunjukan sifat dominan. Kancing kecil untuk jantan dan kancing besar untuk betina.



    2.2. Metoda percobaan
    ·         Mencampurkan kancing warna hitam dan merah dalam satu wadah masing-masing untuk jantan dan betina sebanyak 64 buah.
    ·         Mengambil secara acak masing-masing satu kancing dari jantan dan betina sehingga membentukgenotif sebanyak 64 buah.
    ·         Mencatat hasil pengamatan.
    ·         Menghitung frekuensi gen nya.








    BAB III
     DATA HASIL PERCOBAAN I

    BETINA ( ♀ )
    Kancing besar berwarna hitam             =  A
    Kancing besar berwarna merah                        =  a
    JANTAN ( ♂ )
    Kancing besar berwarna hitam             =  A
    Kancing besar berwarna merah                        =  a

    Diketahui :       p (A)   =  0,5                           Σ Gen pool      =  64
    q  (a)    =  0,5
    aa
    Aa
    AA
    AA
    Aa
    Aa
    AA
    Aa
    Aa
    AA
    aa
    aa
    aa
    aa
    AA
    Aa
    \aa
    aa
    Aa
    Aa
    aa
    Aa
    Aa
    Aa
    Aa
    AA
    Aa
    Aa
    AA
    aa
    aa
    Aa
    Aa
    AA
    aa
    AA
    Aa
    Aa
    aa
    Aa
    aa
    Aa
    Aa
    Aa
    aa
    AA
    aa
    AA
    Aa
    aa
    aa
    aa
    Aa
    AA
    aa
    Aa
    Aa
    aa
    aa
    AA
    Aa
    AA
    aa
    AA


    Junlah fenotipe alel homozigot dominan ( AA )               =  15
    Junlah fenotipe alel heterozigot ( Aa )                              =  25
    Junlah fenotipe alel homozigot resesif ( aa )                                 =  24





     DATA HASIL PERCOBAAN II

    BETINA ( ♀ )
    Kancing besar berwarna hitam             =  A
    Kancing besar berwarna merah                        =  a

    JANTAN ( ♂ )
    Kancing besar berwarna hitam             =  A
    Kancing besar berwarna merah                        =  a

    Diketahui :       p (A)   =  0,75                         Σ Gen pool      =  64
    Q(a)     =  0,25
    AA
    Aa
    AA
    AA
    Aa
    AA
    Aa
    AA
    AA
    AA
    aa
    AA
    aa
    Aa
    AA
    AA
    \Aa
    Aa
    Aa
    AA
    Aa
    Aa
    Aa
    AA
    Aa
    aa
    Aa
    Aa
    Aa
    AA
    Aa
    Aa
    Aa
    Aa
    aa
    Aa
    Aa
    Aa
    Aa
    Aa
    Aa
    Aa
    AA
    Aa
    AA
    Aa
    AA
    Aa
    Aa
    Aa
    AA
    AA
    AA
    Aa
    Aa
    Aa
    AA
    AA
    aa
    AA
    Aa
    Aa
    AA
    AA


    Junlah fenotipe alel homozigot dominan ( AA )               =  24
    Junlah fenotipe alel heterozigot ( Aa )                              =  35
    Junlah fenotipe alel homozigot resesif ( aa )                                 =  5




    BAB IV
    PEMBAHASAN
    Hasil percobaan I
    1.a. Frekuensi alel
    Frekuensi alel F (A)     =   2( Jumlah fenotipe homozigot dominan ) + ( Jumlah fenotipe heterozigot )
    2( Jumlah fenotipe total )
                                        =  2 ( 15 ) + ( 25 )
            2 ( 64 )
                =   30  + 25
            128
                =   0,43

    Frekuensi alel F ( a )    =  2( Jumlah fenotipe homozigot resesif) + ( Jumlah fenotipe heterozigot )
    2( Jumlah fenotipe total )
                                        =     2 ( 24 ) + ( 25)
               2 ( 64 )
                 =   48 + 25
             128
                =   0,57
    v  F (A) + F (a)                =  0,43+0,57
    =   1
    1.b. Frekuensi Gen
    F (AA)        =   F (A)²                     =  0,43²                        =   0,18
    F ( Aa )       =   2xF(A)xF(a)           =  2 0,43  0,57     =  0,5
    F ( aa )        =   F (a)²                      =  0,57²                        =  0,32

    v  Jadi : F (AA)   F(Aa)  F(aa)  =   0,18  +   0,5  0,32  =  1



    Hasil percobaan II
    1.a. Frekuensi alel

    Frekuensi alel F (A)       =   2( Jumlah fenotipe homozigot dominan ) + ( Jumlah fenotipe heterozigot )
    2( Jumlah fenotipe total )
                                         =    2 ( 24 ) + ( 35 )
                2 ( 64 )
                 =    48 + 35
              128
                 =   0,65

    Frekuensi alel F ( a )    =  2( Jumlah fenotipe homozigot resesif) + ( Jumlah fenotipe heterozigot )
    2( Jumlah fenotipe total )
                                         =    2 ( 5 ) + ( 35 )
               2 ( 64 )
                 =   10 + 35
              128
                 =   0,35

    v  F (A) + F (a)    =  0,65 + 0,35
     =   1

    1.b. Frekuensi Gen
    F (AA)           =   F (A)²                     =  0,65²                      =   0,43
    F ( Aa )          =   2xF(A)xF(a)           =  2 0,65  0,35    =  0,45
    F ( aa )            =   F (a)²                     =  0,35²                      =  0,12

    v  Jadi : F (AA)   F(Aa)  F(aa)  =   0,43 +   0,45  0,12 =  1




    BAB V
    KESIMPULAN

    1.      Jumlah dari frekuensi fenotipe baik dari frekuensi alel mauoun frekunsi gen pada percobaan I dan II akan selalu sesuai dengan Hukun Hardy-Weinberg, yaitu akan berjumlah 1 ( satu ).
    2.      Keseimbangan dapt bertahan dari generasi ke generasi dapat terjadi apabila :
    a.       Populasi ikan cukuop besar
    b.      Persilangan yang terjadi diantar individu dalam populasi bersifat random.
    c.       Tidak terjadi migrasi
    d.      Tidak terjadi mutasi
    e.       Tidak terjadi seleksi diantara anggota populasi.
    3.      Dalam pengambilan kancing secar acak pada percobaan ini, frekuensi fenotipe alel yang sering muncul adalah fenotipe alel heterozigot ( Aa ), yaitu :
    ü  Pada perccobaan I sebanyak 35 kali dari 64 kali pengambilan
    ü  Pada perccobaan II sebanyak 25 kali dari 64 kali pengambilan

    Pages

    Labels

    Blogger Tricks

    Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Violation Search

    Visitors Counter

    free counters

    wibiya widget

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Paling sering dikunjungi

    (c) Copyright 2010 CupCakes. Blogger template by Bloggermint